Minggu, 28 Maret 2010

Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan

Bahasa Indonesia adalah bahasa rasmi Republik Indonesia. Pada saat ini, Bahasa Indonesia dipergunakan oleh hampir seluruh rakyat Indonesia. Bahasa Indonesia adalah bahasa rasmi, dan bahasa pertama yang digunakan, selain bahasa daerah seperti bahasa jawa atau bahasa sunda.

Kita sebagai warga bangsa Idonesia yang mengaku berbahasa Indonesia terkadang tidak tahu bagaimana sebenarnya sejarah bahasa Indonesia. Di seluruh dunia terdapat + 1500 jenis bahasa. Bahasa sebanyak itu dibagi menjadi 4 rumpun, yaitu rumpun bahasa Indogerman, rumpun bahasa Semit, rumpun Bahasa Altai, dan rumpun bahasa Austria. (Ambary, 1986:1)

Rumpun bahasa Indogerman, yaitu segala bahasa yang terdapat di benua Eropa, kecuali bahasa ongaria, Rusia, dan Armenia. Sedangkan rumpun bahasa Semit, yaitu bahasa yang dipakai oleh bangsa Arab, Yahudi, dan Abessinia. Selain itu, rumpun bahasa Altai yaitu bahasa yang dipakai oleh bangsa Turki, Mongolia, Mansyuria, Jepang, dan yang terakhir yakni rumpun bahasa Austria, yakni bahasa yang dipakai oleh bangsa-bangsa asli daratan Asia Tenggara. (Ambary, 1986:1)

Rumpun bahasa Austria terbagi menjadi dua kelompok bahasa, yaitu bahasa Austro-Asia dan Bahasa Austronesia. Bahasa Austronesia (Melayu Polinesia) juga dapat dibagi atas dua golongan, yaitu bahasa Austronesia di sebelah timur dan bahasa Austronesia di sebelah barat.

Dari berbagai macam rumpun bahasa di dunia yang telah disebutkan, bahasa-bahasa yang ada di Republik Indonesia termasuk ke dalam rumpun bahasa Austria golongan bahasa Austronesia di sebelah barat. Republik Indonesia memiliki keraneka ragama bahasa yang tersebar di setiap daerahnya. Selain dari bahasa-bahasa daerah di Republik Indonesia itu, menurut sejarah, di abad ke-7 saat zaman keemasan kerajaan Sriwijaya, dijumpai prasasti bertuliskan bahasa Melayu yang merupakan bahasa di sekitar Selat Malaka dan yang sekarang disebut sebagai bahasa Indonesia Lama.

Sejak berabad-abad yang lampau bahasa Melayu dipergunakan sebagai bahasa perhubungan/pergaulan atau Lingua franca. Dengan bantuan pedagang, bahasa Melayu ini tersebar hamper di seluruh daerah pesisir pulau-pulau Nusantara. Setelah lama menjadi Lingua franca di kawasan tanah air, dan karena bahasa Melayu mudah dipelajari dilihat dari kesederhanaan system tata bunyi, tata kata, dan tata kalimat, akhirnya bahasa Melayu diangkat menjadi bahasa persatuan. Selain alasan itu, kesadaran dari seluruh bangsa yang ada di Indonesia akan pentingnya kesatuan dan persatuan dan adanya kesanggupan pada bahasa Melayu untuk dipakai menjadi bahasa kebudayaan dalam arti luas, dan akan berkembang menjadi bahasa yang sempurna merupakan hal-hal yang memungkinkan pengangkatan bahasa melayu menjadi bahasa persatuan.

Bila kita perhatikan susunan kalimat bahasa Indonesia saat ini nampak persamaannya dengan bahasa Melayu, lebih-lebih dalam perbendaharaan kata-katanya, dengan itu jelas sudah bahwa bahasa Melayu adalah bahasa yang mendasari Bahasa Indonesia.

Awal penciptaan Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928, yang berbunyi “Kita berbangsa satu Bangsa Indonesia, Kita berbahasa satu Bahasa Indonesia, Kita bertanah air satu Tanah air Indonesia”. Sejak itulah bahasa Melayu yang demokratis atau tidak mengenal tingkatan-tingkatan, menjadi bahasa Indonesia. Dalam perkembangannya kemudian diperkaya oleh bahasa-bahasa daerah di Nusantara, sehingga terdapat hubungan saling mengisi dengan bahasa daerah.

Pada awalnya, Bahasa Indonesia ditulis dengan tulisan Latin-Romawi mengikuti ejaan Belanda. Selepas tahun 1972, Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dicandangkan. Dengan EYD, ejaan dua bahasa serumpun, yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Malaysia semakin distandardkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar